Tampilkan postingan dengan label TNI-AU. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TNI-AU. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Oktober 2011

Kerjasama Produksi CN-295 Diresmikan



BANDUNG - Pesawat CN-295 yang akan diproduksi bersama antara Airbus Military Spanyol dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) hari ini dikukuhkan di Bandung, Jawa Barat, Rabu (26/10).

Pesawat ini handal dan mampu beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca, merupakan pengembangan dari CN-235. Demikian dikatakan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro. Purnomo juga mengungkapkan CN-295 adalah pesawat generasi terbaru dengan perangkat pendaratan yang retractable dan struktur bertekanan yang memungkinkannya terbang pada ketinggian 25.000 kaki.

CN-295 ditenagai dua mesin turboprop pratt PW127G, pesawat angkut militer ini memiliki performa yang luar biasa selain mengkonsumsi bahan bakar yang jauh lebih hemat.

CN-295 mempunyai kemampuan lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek (short take of landing/STOL). Dikombinasikan dengan perangkat pendaratan yang kuat membuat pesawat ini mampu lepas landas dan mendarat pada situasi dan kondusi yang darurat sekalipun. "Pesawat CN-295 juga mampu mendarat di lapangan yang tidak dipersiapkan," kata Menhan.

Menurutnya, CN-295 dirancang mampu terbang rendah dalam menjalankan misi taktis. Standar yang digunakan dalam desain dan konstruksi menggabungkan kekuatan, ketahanan dan karakteristik operasi militer dengan tingkat keselamatan dan kehandalan tinggi menurut regulasi sipil.

Dengan diakuisisinya CN-295 menandai resminya PTDI sebagai basis produksi pesawat untuk kawasan Asia, yang juga menjadi mitra Airbus dalam pemasaran dikawasan regional. Dalam waktu dekat Jig perakitan pesawat akan dibawa langsung ke Indonesia dari Spanyol.

Pemerintah berencana membeli sembilan unit pesawat CN-295 untuk menggantikan pesawat angkut sedang yang dimiliki TNI AU saat ini, Fokker-27.

Sumber : JURNAS

Berita terkait lainnya :
President Yudhoyono to Attend Signing of PTDI-Airbus Military MoU

Selasa, 25 Oktober 2011

TNI AU Berencana Mengakuisisi Satu Skuadron Sukhoi Su-30MK2


Sumber : KORAN TEMPO Edisi 24/10/2011

JAKARTA - Senin (24/10) lalu TNI AU mengumumkan rencana proyek pengadaan jet tempur Sukhoi Su-30MK2 senilai US$ 470 juta dibeberapa media massa yang terbit di Indonesia. Program pengadaan ini cukup mengejutkan dari segi nilai proyek, karena jika dana yang dianggarkan di bagi harga per-unit jet tempur Sukhoi yang kini sekitar US$ 30-40 juta (tergantung kelengkapan), maka dalam proyek pengadaan kali ini TNI AU berencana mengakuisisi hampir 12-16 pesawat tempur Sukhoi atau sekitar satu skuadron. Smoga!!

Hibah Jet Tempur F-16 Tiba Februari 2012

JAKARTA - TNI AU bakal terima apapun keputusan politik pemerintah dan parlemen terkait hibah 24 pesawat tempur F-16 dari Amerika Serikat.

"Kami akan terima apapun yang diputuskan," kata Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama TNI Azman Yunus ketika dikonfirmasi ANTARA usai menghadiri pembukaan latihan gabungan penanggulangan terorisme TNI-Polri di Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Selasa (25/10).

Yang penting, ungkapnya, alutsista tersebut mampu mendukung tugas pokok TNI AU menjaga wilayah udara nasional dari beragam ancaman.

Kemarin, Pemerintah yang diwakili oleh Kementrian Pertahanan dan Komisi 1 DPR kembali menggelar pertemuan tertutup untuk membahas lebih lanjut proses hibah dua skuadron pesawat F-16. Dan keputusannya Komisi 1 menyetujui hibah 24 pesawat tempur ini.

Mekanisme Proses Hibah

Sebelumnya, Pemerintah RI dan AS juga telah membicarakan mekanisme hibah ke-24 unit pesawat tersebut, dalam pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Menhan AS Leon Panetta di Bali.

Sebelumnya, pihak Kementerian Pertahanan melalui Sekretaris Jenderalnya Marsekal Madya TNI Eris Heryanto menjelaskan hibah F-16 itu menggunakan skema "Foreign Millitary Sale" (FMS). Melalui skema tersebut, tanggung jawab ditanggung oleh pihak AS, dan Indonesia tidak perlu membayar pajak atau jasa. "Standar pesawat yang dihibahkan juga standar pesawat militer AS," ujar Eris.

Ia menambahkan sekarang sedang dalam tahap penandatanganan "Letter Of Accetance" (LoA) antara pemerintah RI dengan AS yang akan ditandatangani pada Februari 2012.

"Jadi pada Maret 2012 diharapkan bisa pesawat sudah bisa datang, dan pada 2014 sudah sampai 16-20 pesawat yang datang," imbuh Eris mengenai hibah pesawat tempur itu.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat sebelumnya juga menyatakan pesawat F-16 tersebut merupakan pesawat F-16 Block-25 yang akan di-"upgrade" menjadi Block-32. "Jadi akan di-'upgrade' di AS dan kita akan mengirimkan tim ke sana untuk memantau." jelas KSAU.

Sumber : ANTARA

Komisi I Setujui Hibah Jet Tempur F-16 Dari AS

JAKARTA - Komisi I DPR RI menyetujui hibah 24 jet tempur bekas jenis F-16 dari Amerika Serikat untuk memperkuat jajaran TNI AU.

Komisi I dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meyetujui hal tersebut dalam rapat tertutup di ruang komisi I DPR RI, Selasa (25/10) di Jakarta.

"Dalam rapat tadi, Komisi I DPR telah setuju untuk menerima hibah F-16 bekas dari AS sebanyak 24 unit," ujar Purnomo usai rapat di gedung DPR, Jakarta.

Menurut Purnomo, Komisi I menyetujui hibah tersebut dengan catatan yakni pesawat tersebut di-up grade (retrotif) terlebih dahulu dari blok (seri) aslinya 15 menjadi blok 52.

Dengan demikian konsekuensi dari peningkatan ke blok 52 itu memang memerlukan anggaran tambahan. "Namun soal anggaran tambahan untuk kepentingan retrofit F-16 bekas AS ke blok 52 itu akan dibahas tersendiri dalam raker berikutnya," terangnya.

Dalam rapat, ujar anggota Komisi I dari Fraksi PKB Effendi Choire, dirinya mempertanyakan alasan Menhan menerima hibah pesawat rongsokan. Dirinya lebih memilih membeli satu atau dua pesawat baru.

Sumber : MEDIAINDONESSIA.COM

Senin, 24 Oktober 2011

AS Komit Berikan Hibah F-16 Kepada Indonesia

JAKARTA - Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menerima kunjungan Menteri Pertahanan AS, Leon Edward Panetta di Nusa Dua, Bali, Senin (24/10). Inti kunjungan Menhan AS dalam rangka bertemu dengan menteri-menteri Pertahanan se-ASEAN.

Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah, Presiden SBY dan Menhan AS menyinggung kerja sama bilateral utamanya bagaimana prospek kerja sama kedua negara dalam hal peningkatan kerja sama di bidang pertahanan. Hubungan kerja sama kedua negara (RI-AS) bersifat komprehensif partnership.

Menurut Faizasyah, saat Presiden menerima Menhan AS juga dibicarakan rencana hibah jet tempur F-16 dari AS. Dikatakan Faizasyah, komitmen pemerintah AS dan Kongres AS memastikan hibah ini jadi diberikan.

“Ditekankan kembali bahwa melalui kunjungan (Menhan AS) ini ditampilkan mengenai komitmen AS terhadap kawasan Asia Tenggara. Kedatangan Presiden Obama nanti menekankan komitmennya atas kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur,” kata Faizasyah.

Sumber : JURNAS

Latihan Pertahanan Udara TUTUKA XXXV

MANADO - Sejumlah anggota Polisi Militer TNI AU (POM AU) mengamankan pilot pesawat sipil yang terbang tanpa ijin dalam wilayah RI berhasil dipaksa mendarat (force down) oleh pilot pesawat tempur Sukhoi pada Latihan Pertahanan Udara TUTUKA XXXV di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara, Senin (24/10). Latihan ini untuk menguji rencana operasi dari Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) dalam suatu operasi pertahanan udara di wilayah kedaulatan udara RI FOTO ANTARA/Basrul Haq/Koz/Nz11.


Selasa, 11 Oktober 2011

The TNI-AU would still like to Thank Grant F-16

type = ' html ' >
F-16 c Block 32


, JAKARTA -Related bid Government United States (US) grant to F-16 fighter aircraft, the TNI AU and the Government wants to take it. However, the HOUSE tend to buy the new F-16 aircraft are more sophisticated."Desired TNI AU and the Government is that we received a grant of 30 F-16 aircraft from the us.


Later, 24 aircraft will be upgraded to the block 32 and six more to spare, "said AIR MARSHALS, Marshal Priest Sufaat, Monday (3/10) in a press conference at the Cilangkap ARMED FORCES Headquarters in Jakarta.The priest says, in a last meeting with the HOUSE of REPRESENTATIVES and the Government has not yet reached the agreed. The meeting discussed the development of plans to grant the former F-16 aircraft from the US Government had been held on 21 last September.


According to the priest, in terms of effectiveness and efficiency, upgraded to block 52 (as proposed by the PARLIAMENT) will cost is very high. For it is a better choice is to do the upgrade F-16 grants to block 32.In terms of cost, the priest lays out, the price of one squadron of F-16 block 52 reaches approximately 1.6 billion US dollars. While the price of six similar aircraft offered Lockheed Martin of 720 million dollars. "Whereas the budget provided only 430 million US dollar" , "said AIR MARSHALS.


According to the Vice-Chairman of the Commission I of the HOUSE, Tubagus Hasanuddin, in an internal meeting of faction faction in the House-it was concluded, in the short term strategic plan, beginning in the 2011 BUDGET, the Ministry of Defense with the approval of the Commission I HOUSE program an purchase six F-16 fighter aircraft.Budget allocated 430 million US dollars.


The reason for the presence of fighters that could be the effect of trepidation and power enough to replace tangkal F-16.In contrast, the Commander of TNI Agus Suhartono Admiral spoke of TNI AU is initial plan to buy six new aircraft, the F-16. However, since there is an offer from the US Government, the TNI AU thinks it's good the budget provided in particular to improve the aircraft block grants to 32.


Source: COMPASS

Rabu, 05 Oktober 2011

Foto-Foto Peringatan HUT TNI ke-66 Di Beberapa Daerah

Sejumlah acara menyambut HUT TNI ke-66 diadakan dibeberapa daerah di Indonesia, mulai dari parade pasukan, defile persenjataan hingga demontrasi tempur dari satuan-satuan prajurit TNI. Blog Alutsista merangkumnya kegiatan-kegiatan tersebut dalam foto-foto yang diambil dari beberapa sumber berita dan forum di ranah maya khusus bagi Anda pembaca setia.....

JAKARTA








MEDAN


YOGYAKARTA


PONTIANAK


MAKASSAR



DENPASAR BALI




JAYAPURA PAPUA



Akreditasi foto : Militaryphotos.net/HE219; FOTO ANTARA : Septianda Perdana, wahyu Putro A, Jessica Wuysang, Yusran Uccang, Nyoman Budhiana, Anang Budiono

Selasa, 04 Oktober 2011

TNI-AU Tetap Ingin Terima Hibah F-16


F-16C Block 32

JAKARTA - Terkait tawaran Pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menghibahkan pesawat tempur F-16, TNI AU dan pemerintah ingin menerimanya. Namun, DPR cenderung untuk membeli pesawat F-16 baru yang lebih canggih.

"Yang diinginkan TNI AU dan Pemerintah adalah kita menerima hibah 30 pesawat F-16 dari AS itu. Nantinya, kemampuan 24 pesawat akan ditingkatkan menjadi blok 32 dan enam lainnya untuk cadangan," kata KASAU, Marsekal Imam Sufaat, Senin (3/10) dalam konferensi pers di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta.

Imam mengatakan, dalam pertemuan terakhir dengan DPR dan Pemerintah belum dicapai kata sepakat. Rapat yang membahas perkembangan rencana hibah pesawat F-16 bekas dari pemerintah AS itu pernah digelar pada 21 September lalu.

Menurut Imam, dari segi efektivitas dan efisiensi, upgrade ke blok 52 (seperti yang diusulkan DPR) akan memakan biaya yang sangat tinggi. Untuk itu pilihan yang lebih baik adalah melakukan peningkatan kemampuan F-16 hibah ke blok 32.

Dari segi biaya, Imam memaparkan, harga satu skuadron pesawat F-16 blok 52 mencapai sekitar 1,6 miliar dollar AS. Sedangkan harga enam pesawat sejenis ditawarkan Lockheed Martin sebesar 720 juta dollar. "Padahal anggaran yang disediakan hanya 430 juta dollar AS", kata KASAU.

Menurut wakil ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin, dalam rapat internal fraksi-fraksi di DPR disimpulkan, dalam rencana strategis jangka pendek yang dimulai pada APBN tahun 2011, Kementrian Pertahanan dengan persetujuan Komisi I DPR memprogramkan pembelian enam pesawat tempur F-16 baru.

Anggarannya dialokasikan 430 juta dollar AS. Alasannya, agar kehadiran pesawat tempur itu bisa menjadi efek gentar dan daya tangkal yang cukup untuk menggantikan F-16 lama.

Sebaliknya, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono menuturkan rencana awal TNI AU memang membeli enam pesawat F-16 baru. Namun, sejak ada tawaran dari Pemerintah AS, TNI AU memikirkan ada baiknya anggaran yang disediakan dipakai untuk meningkatkan pesawat hibah ke blok 32.

Sumber : KOMPAS

Senin, 03 Oktober 2011

Agenda Penting TNI : Pengembangan SDM dan Pembangunan Alutsista

JAKARTA - Usai memimpin gladi resik HUT ke-66 TNI di Markas Besar TNI Cilangkap Jakarta Timur, Senin (3/10) Panglima TNI Agus Suhartono mengatakan ada dua agenda penting TNI yang mendesak dilaksanakan, yaitu pengembangan sumber daya manusia dan pembangunan alutsista. Dan guna mewujudkan hal tersebut sampai tahun 2014 mendatang TNI akan menambah divisi dan batalion untuk ketiga matra.

Postur dan struktur TNI yang dikembangkan diantaranya Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) akan ditambah satu divisi linud, satu batalion armed, dua brigade infanteri dan dua batalion infanteri. Satuan tempur setingkat brigade dan batalion juga akan dibangun di beberapa Komando Daerah Militer (Kodam).

Di bawah koordinasi TNI AL akan dikembangkan tiga armada kawasan dan tiga pasukan marinir (Pasmar). KASAL Laksamana Suparno mengatakan Armada baru TNI AL berada di Kawasan Tengah (Armateng) yang dibentuk guna melengkapi armada kawasan timur (Armatim) dan barat (Armabar). Pembentukan armada baru ini bertujuan agar alutsista lebih merata. Sedangkan pelaksanaan pembentukan armada akan dilakukan bertahap.

Tak ketinggalan, TNI AU juga akan membentuk empat skadron baru yang diperkuat berbagai pesawat dan helikopter serta tiga satuan radar. "Akan ada tiga detasemen khusus pasukan khas (paskhas) dan pembentukan beberapa pangkalan udara (Lanud)," kata Panglima Agus.

Kapal Selam U-209 Berteknologi U-214

Menyoal tentang kapal selam baru TNI AL, ditempat yang sama KASAL Laksamana TNI Soeparno mengatakan pengadaan kapal nantinya dalam bentuk joint production dengan DSME Korsel. Kapal selam yang dipesan sudah mengaplikasi teknologi canggih. "TNI AL minta teknologi kapal selam kelas U-209 yang dipesan dipadukan dengan sistem persenjataan kelas U-214," ungkapnya. KASAL juga menambahkan, Indonesia saat ini telah memiliki kapal selam U-209 berbobot 1.300 ton dan yang baru nantinya akan berbobot 1.500 ton.

KASAL menuturkan, kemampuan industri perkapalan nasional saat ini belum mampu membangun kapal selam. Karena pengadaan dilakukan dalam bentuk kerja sama joint production, tiga kapal selam tersebut akan dilakukan bersama di industri perkapalan kedua negara.

"Pembangunan kapal selam pertama dilakukan di Korea beserta para ahli dari Indonesia untuk mempelajari teknologi pembuatannya. Yang kedua separuh-separuh oleh kedua negara, dan yang ketiga baru di bangun di Indonesia," jelas KSAL.

KASAL mengatakan, biaya pembangunan tiga kapal selam ini menghabiskan dana Rp.9,5 triliun. Kapal selam ini menjadi prioritas TNI AL setelah pengadaannya terlambat 2-3 tahun. Untuk itu TNI AL minta pengadaan kapal Selam tersebut dipercepat dari jadwal yang telah ditetapkan 2,5 tahun.

Sumber : TEMPOINTERAKTIF/JURNAS

TNI AU Pesan Sembilan C-295


Pesawat angkut militer CN-295

JAKARTA - PT Dirgantara Indonesia (DI) kembali melakukan kerja sama dengan perusahaan manufaktur pesawat Airbus S.A.S. Salah satu bentuk kerja sama tersebut yakni dalam produksi pesawat pesanan TNI AU Airbus Military’s C-295.

"Kita lakukan lagi kerja sama dengan Airbus karena kan sebenarnya sudah sejak dahulu kita bekerjasama karena krisis 1998 sempat terhenti," ungkap Direktur Utama DI Budi Santoso ketika ditemui di Kantor Menteri Perekonomian, Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (3/10).

Dijelaskan Budi, kerja sama tersebut dalam hal produksi bagian-bagian pesawat, teknologi hingga lisensi pemesanan pesawat untuk di ekspor keluar. Adapun khusus pesanan TNI AU dimana berupa CN-235 juga akan dikerjakan Dirgantara dengan menggunakan lisensi Airbus.

"TNI AU memesan 9 pesawat C-295 pengganti Fokker 27 dengan lisensi khusus dari Airbus. Jadi kita yang akan memproduksi pesawat tersebut," terangnya.

Untuk langkah persiapan, Budi menambahkan PT DI akan lebih dahulu merestrukturisasi kinerja keuangan perusahaan dengan menunggu kucuran skema Penyertaan Modal Negara (PMN) melalui PPA sebesar Rp 700 miliar.

"Jadi sudah pas, untuk pengembangan teknologi dan lisensi itu dari Airbus sedangkan untuk restrukturisasi dari PMN melalui PPA sebesar Rp 700 miliar," tukasnya.

Sumber : DETIKFINANCE.COM

Rabu, 28 September 2011

KSAU Resmikan Penggunaan Simulator Heli Superpuma


Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat dan Komandan Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaya Kolonel Pnb Eding Sungkana menjajal simulator hellikopter Super Puma NAS 332 di Kompleks Pangkalan Udara Atang Sendjaya, Bogor, Kamis (29/9). FOTO ANTARA/DispenAU-Eko ES/HO/ed/pd/11.

BOGOR - TNI AU resmi memiliki simulator helikopter SuperPuma NAS 332 untuk mendukung keterampilan dan kemampuan para penerbang helikopter matra udara.

Peresmian dilakukan di Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaya oleh KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat di Bogor, Kamis (29/9).

Pembangunan simulator helikopter Super Puma itu dilakukan oleh empat pihak yakni PT Dirgantara Indonesia (perakitan, desain, instrumen avionik), DSL, Inggris (pengerjaan sistem komputer avionik, visual sistem), Belanda ("motion system") dan Amerika Serikat (radar).

Imam mengatakan, setelah lima tahun pembangunan simulator tersebut sangat bermanfaat untuk membina kemampuan dan keterampilan para penerbang helikopter. "Sangat efektif dan efisien termasuk untuk mengantisipasi situasi 'emergency'," katanya.

Ia mengatakan, penerbang yang sudah lama tidak terbang juga bisa menggunakan simulator untuk menempa kembali kemampuannya. Begitu juga, katanya, untuk penerbang baru, bisa menabung jam terbang sebelum menggunakan pesawat atau helikopter yang sesungguhnya.

"Simulator NAS-332 Super Puma ini merupakan yang pertama dimiliki TNI AU," kata Imam. Ia mengatakan, keberadaan Simulator NAS-332 Super Puma merupakan salah satu terobosan strategis dalam meningkatkan keahlian personel TNI AU khususnya helikopter.

Usai meresmikan simulator, Kasau didampingi Danlanud Marsekal Pertama TNI Tabri Santoso, pilot Danwing 4 Kolonel Pnb Eding menjajal simulator tersebut selama 20 menit.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID

Minggu, 25 September 2011

Polemik Hibah F-16 Amerika

JAKARTA - Kesepahaman antara DPR dan pemerintah dalam pengadaan F-16 masih terus mencari titik temu dari segi teknologi dan pembiayaan. Komisi I DPR, sebagai mitra pemerintah dalam bidang pertahanan dan keamanan nasional, memberikan beberapa persyaratan dan skema pembiayaan. Seperti apa? Berikut saya paparkan polemik sekitar ini.

DPR dan pemerintah telah sepakat bahwa pengadaan F-16 penting bagi TNI untuk meningkatkan performa dan kewibawaan TNI di lingkungan regional. Tertuang dalam rencana pembelian di tahun 2011, telah disepakati alokasi dana untuk pembelian 6 unit F16 baru untuk block 52+, senilai lebih kurang us$ 430juta. Alokasi pembelian armament (senjata) dipersiapkan secara terpisah.

Dalam perkembangannya timbul opsi lain. Hasil komunikasi antara TNI AU dan pemerintah Amerika, secara Goverment to Goverment, pemerintah Amerika menawarkan program hibah F-16 kepada pihak Indonesia. Program hibah ini disampaikan juga oleh Presiden Barrack Obama dalam kunjungan singkatnya ke Indonesia pada 9 November 2010 yang lalu. Hibah F-16 ini telah mendapat persetujuan dari Kongres Amerika, dengan komposisi sbb : maksimal 28 unit F-16 block 25, 2 unit F-16 block 15, dan 28 engine utk F-16 block 25, dengan kondisi “as is where is” (seperti itu, di lokasi itu) alias apa adanya untuk pesawat F-16 yang diparkir di Arizona.

Di Arizona, terdapat sebuah padang luas, tempat dimana Amerika memarkir pesawat-pesawat tempur, baik yang masih digunakan maupun yang tidak digunakan lagi oleh militer Amerika. Padang Arizona memiliki kelembaban yang rendah, sehingga pesawat yang diparkir di sana tidak mengalami korosi/kerusakan akibat humiditas. Kongres Amerika telah memberikan izin 28 unit F-16 untuk Indonesia, sementara Indonesia hanya butuh 24, jadi sudah terdapat titik terang. F-16 yang dimaksud kondisi nya terpakai 4000jam sd 6000jam, sehingga harus dilakukan program Falcon Star agar dapat digunakan hingga 8000jam terbang. Menurut KSAU, rata-rata pesawat akan digunakan 10-20jam/bulan, sehingga pesawat bekas tersebut dapat digunakan selama 12 – 15 tahun.

Karena “as is where is”, berarti delegasi Indonesia harus berangkat ke Arizona akan memilih 24 unit pesawat yang terbaik dari ratusan F-16 yang terdapat di sana.

Baca selanjutnya...

Sabtu, 24 September 2011

Komisi I DPR Setujui Pembelian F-16 Block 52

JAKARTA – Komisi I Bidang Pertahanan DPR RI menyetujui pembelian 6 unit pesawat tempur baru jenis F-16 Block 52 senilai Rp3,8 triliun. Wakil Ketua Komisi I, Tubagus Hasanuddin, menyatakan bahwa pesawat tempur RI perlu direvitalisasi.

“Meski kita memiliki beberapa skuadron pesawat tempur, tapi pesawat tempur kita memang sudah tua. Harus ada penggantinya. Pesawat kan harus mengikuti perkembangan zaman,” kata Hasanuddin dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Minggu (25/9).

Menurutnya, beberapa jenis pesawat tempur RI sudah harus diperbarui, seperti F-5E Tiger dan Hawk 100/200. Untuk itu, ujar Hasanuddin, DPR dan pemerintah sudah sepakat untuk menganggarkan sejumlah dana.

“Anggaran sudah disiapkan. Kami sudah memprogram pembelian F-16 Block 52. Pesawat sekelas itu sudah cukup canggih,” tutur politisi PDIP itu. Sebelumnya, anggota Komisi I Tjahjo Kumolo menjelaskan, F-16 Block 52 dipilih karena kemampuannya yang memadai. “Kehadirannya memiliki efek getar dan daya tangkal yang cukup,” kata Tjahjo.

Namun, terang Hasanuddin, RI belum langsung memutuskan untuk mendatangkan F-16 Block 52, karena mendadak ada tawaran lain dari Amerika Serikat. “AS tiba-tiba menawarkan hibah pesawat F-16 grounded. Jadi pemerintah dan DPR masih membahas, apakah tetap akan membeli pesawat tempur baru, atau menerima tawaran hibah dari AS itu,” papar Hasanuddin.

Ia sendiri menilai, pembelian pesawat tempur baru lebih banyak manfaat dan keuntungannya bagi RI. Pasalnya, pesawat baru memiliki daya tahan lebih lama ketimbang pesawat grounded. “Pesawat baru bisa 30 tahun umurnya. Tapi pesawat grounded cuma 12 tahun,” kata Hasanuddin.

“Lagipula, pesawat hibah yang ditawarkan AS itu secara terbuka justru disimpan dan ditongkrongkan AS begitu saja seperti rongsokan di Gurun Arizona. Apa kita mau yang seperti itu?” ujar Hasanuddin. Lebih lanjut, ia menyatakan, biaya upgrade pesawat grounded bisa lebih mahal daripada membeli pesawat baru.

Hasanuddin menjelaskan, bila Indonesia menerima tawaran hibah dari AS, maka Indonesia akan mendapatkan 24 unit pesawat grounded. Sementara bila membeli yang baru, Indonesia hanya akan memperoleh 6 pesawat baru. “Tapi pesawat hibah yang mesti diupgrade ini lebih rendah kemampuannya dari Block 52 yang sudah canggih,” kata dia.

Sumber : VIVANEWS.COM

Kamis, 22 September 2011

Latihan Bersama Elang Malindo 2011

KUBU RAYA - Danlanud Supadio, Kolonel Penerbang Kustono (kiri), didampingi Ketua Staf Operasi Marka I Division Udara Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM), Brigjen Abdul Muthalib bin Abdul Wahab memeriksa pasukan saat upacara pembukaan Latihan Bersama Elang Malaysia Indonesia (Malindo) ke-24 di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (21/9). Latma Elang Malindo yang diikuti anggota TNI AU dan TUDM tersebut, bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan operasi bersama dan merupakan rangkaian dari kerjasama dua negara yang telah terjalin selama ini.

Saat berlangsungnya upacara seorang Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) jatuh pingsan dan digotong pasukan TNI ke klinik yang ada di Lanud. Tidak diketahui penyebab yang mengakibatkan anggota TUDM itu jatuh pingsan dan kemudian membentur aspal.FOTO ANTARA/Jessica Wuysang/ss/pd/11




Jumat, 02 September 2011

TNI AU Percepat Pengadaan Alutsista Sebelum Masa Jabatan SBY Berakhir





KULON PROGO - TNI-AU akan mempercepat program pengadaan berbagai alutsista dan sistem pendukungnya untuk periode tahun 2010-2014.



Demikian disampaikan Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, di Wates, Kamis (1/9), "Presiden SBY berharap sebelum masa jabatannya berakhir (tahun 2014) program pengadaan alutsista sudah selesai. Sehingga saat masa jabatan beliau berakhir, TNI dalam hal ini TNI-AU sudah kuat."



Saat ini program pengadaan alutsista baru TNI AU sudah berjalan. Mulai dari pengadaan pesawat EMB-314 Super Tucano dari Brazil, jet latih T-50 Golden Eagle dari Korea Selatan dan enam Sukhoi Su-27/30 Flanker beserta persenjataannya.



Menyoal mengenai hibah jet tempur F-16, Sufaat berkata, Konggres Amerika pada 16 Agustus lalu baru saja menyetujui permohonan kita. Dan telah disetujui sebanyak 30 unit jet tempur.



Begitupula halnya dengan program kerjasama pembuatan jet tempur generasi 4.5 terbaru, KF-X/IF-X. "Diharapkan hingga tahun 2024 nanti, Indonesia akan memiliki tambahan 50 unit pesawat tersebut," katanya.



Dikatakan KSAU hubungan baik dengan negara-negara cukup menjadi obat mujarab. Sufaat menyatakan, TNI-AU kini juga sedang menunggu pengadaan hibah pesawat angkut C-130 Hercules dari AU Australia.



"Kami masih menunggu dari Australia seperti pengadaan pesawat Hercules untuk pengananan bencana. Sehingga jika terjadi bencana, dapat digunakan untuk membantu menangani seperti penyaluran bahan makanan atau untuk menyelamatkan korban bencana," katanya.



Menurut dia, banyak pesawat yang sudah ada perlu segara diganti karena usianya rata-rata mencapai 30 tahun. "kalau tidak diganti biaya perawatannya sangat tinggi. Selain itu, ada beberapa suku cadangan pesawat sudah tidak dibuat lagi karena pabrik yang membuat pesawat sudah tidak beroperasi," katanya.



Walau demikian, kata dia, meski beberapa pesawat sudah tidak dapat berfungsi secara maksimal, TNI-AU akan memaksimalkan operasionalisasi pesawat tempur untuk mengamankan wilayah kedaulatan Indonesia dari ancaman negara-negara lain.



Sumber : ANTARA

Sabtu, 27 Agustus 2011

16 Agustus, Hibah F-16 Mendapat Persetujuan Kongres AS

JAKARTA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan Indonesia tetap menerima hibah pesawat tempur F-16 dari pemerintah Amerika Serikat.



"Kita tetap dapat hibah," katanya, usai menyaksikan penyerahan enam unit helikopter Mi-17 V5 dari pemerintah Rusia ke Indonesia melalui Kementerian Pertahanan di Skuadron 2 Puspenerbad Pondok Cabe, Tangerang, Banten, Jumat (26/8).



Ia menambahkan dengan penambahan ini dipastikan Indonesia bakal memiliku dua Skuadron F-16. Pesawat yang dihibahkan merupakan tipe Block 25 yang akan di-"up grade" menjadi F-16 Block 32.



Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Erris Heriyanto menambahkan, dari 30 unit F-16 yang dihibahkan nanti, 24 unitnya akan dihidupkan dengan mesin baru.



"Hibah F-16 itu telah mendapat persetujuan dari kongres AS. `Congress Notification` sudah keluar pada 16 Agustus 2011 lalu dan kita tetap mendapatkan hak atas hibah itu," katanya. Sebelumnya dikabarkan Kongres AS membatalkan rencana hibah F-16 kepada Indonesia dan menawarkannya ke Taiwan. "Itu tidak benar," katanya.



Sumber : ANTARA

Senin, 22 Agustus 2011

Pangkohanudnas Tinjau Perusahaan Swasta Lokal Rekanan Dislitbangau

BANDUNG - Selama sepekan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsda TNI J.F.P. Sitompul mengadakan kunjungan kerja (Kuker) ke Dinas Penelitian & Pengembangan TNI AU (Dislitbangau), Bandung. Kuker ini juga diikuti perusahaan swasta lokal yang menjadi rekanan Dislitbangau diantaranya: PT. CMI Teknologi, PT. Aditech Matra, PT. Gema Pesona Nusantara.



Kedatangan Pangkohanudnas beserta rombongan disambut dengan baik oleh para pimpinan perusahaan. Kunjungan ini dimaksudkan untuk melihat secara langsung Workshop dan fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan rekanan untuk dilakukan peninjauan, setelah itu Pangkohanudnas menerima paparan dari Dislitbangau.





Selain memasok radar mobile dari Denmark, PT.CMI teknologi juga memasok radar Sinop-8 produksi Brazil



Pada kesempatan tersebut Pangkohanudnas mengatakan, kunjungan seperti ini sangat penting sebagai salah satu upaya untuk lebih meningkatkan kerjasama, karena Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan mitra kerja Kohanudnas, dimana perusahaan sebagai penanggung jawab dalam penyediaan sebagian fasilitas Alutsista yang diperlukan Kohanudnas.



Selain itu Pangkohanudnas juga mengharapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bagi personel yang akan mengawaki Alutsista agar pada saat diadakan pelatihan hendaknya dapat diberikan pembelajaran teori maupun praktek lapangan secara langsung, sehingga personel tersebut nantinya lebih profesional.



Sumber : DISPENAU

Tim KAI Kunjungi Lanud Iswahyudi

MADIUN - Terkait dengan penggantian pesawat latih tempur Hawk MK-53 di Skadron Udara 15 dengan pesawat T-50 Golden Eagle buatan Korea Aerospce Industri (KAI) Korea Selatan, Tim KAI Senin (22/8) mengadakan survei ke Lanud Iswahjudi dan diterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI M. Syaugi, S.Sos.



Tim Korea Aerospace Industri (KAI) yang dipimpin oleh Mr.Gyoung M.M. Kim, mengatakan survei ini dimaksudkan untuk melakukan beberapa persiapan yang perlu dilakukan antara Korea dan Indonesia yang berkaitan dengan kedatangan pesawat latih T-50 Golden Eagle. Selain mengadakan kunjungan ke Skadron Udara 15, Tim KAI juga melihat ACMI (Air Combat Manuvering Instrument) dan dilanjutkan ke Skadron teknik 042.



Sumber : PUSPEN TNI

TNI AU-TUDM Rancang Latihan Bersama



Pesawat Hawk 100 TNI AU dan TUDM



PONTIANAK - TNI AU dan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) menyiapkan Rencana Garis Besar (RGB) Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo di Pontianak, Kalimantan Barat.



Siaran pers Dinas Penerangan TNI AU, Selasa (23/8/2011) menyebutkan, rapat Elang Malindo-3 digelar di Pangkalan Udara (Lanud) Supadio. Elang Malindo ke-3 di Lanud Supadio, Pontianak, Sabtu (20/8).



"Sebanyak 15 personel TNI AU dan 10 personel TUDM menetapkan Latma digelar tanggal 24 Oktober mendatang. Kesepakatan ditandatangani kesepakatan bersama oleh Kolonel Pnb Emir Panji, PabanIII/Latihan Sopsau mewakili TNI AU dengan Kolonel Abdul Mutalib bin Abd Wahab mewakili TUDM," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama (Nav) Azman Yunus.



Isi kesepakatan tersebut diantaranya, penetapan waktu, organisasi, tempat dan jenis latihan, Alutsista yang digunakan, personel yang terlibat, serta penyelarasan tata upacara pembukaan dan penutupan Latma Elang Malindo. Rombongan juga meninjau tempat dan fasilitas Latma Elang Malindo (Site Survey).



Azman Yunus meyebutkan, RGB latihan bersama Elang Malindo tersebut, agar tersusun program serta terselenggaranya pelaksanaan Latihan Bersama Elang Malindo dapat berjalan dengan lancar dan aman sesuai rencana.



Indonesia-Malaysia berbagi perbatasan darat di Kalimantan dengan negara bagian Sabah-Sarawak.



Latihan bersama antara kedua angkatan udara merupakan wujud nyata dari persahabatan yang sudah lama terjalin sebagai dua negara yang bertetangga dan kegiatan latihan bersama diharapkan tercipta rasa persaudaraan yang erat diantara kedua Angkatan Udara, khususnya dalam menciptakan keamanan wilayah kawasan secara bersama-sama.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes