Senin, 21 Desember 2009

Unmanned Aerial Vehicles (UAVs)





Kendaraan Udara Tanpa Awak (Unmanned Aerial Vehicles=UAVs) adalah pesawat yang dikendalikan dengan remote atau “self-piloted” (mengendalikan diri sendiri) yang dapat membawa kamera, sensor, peralatan komunikasi atau peralatan lainnya. Mereka digunakan untuk peran pengintaian dan pengumpulan data intelejen sejak 1950an, dan peran lebih menantang juga diharapkan, termasuk misi pertempuran. Sejak 1964 Departemen Pertahanan AS telah mengembangkan 11 UAV berbeda, walaupun karena kesulitan pengembangan, hanya 3 yang akhirnya diproduksi. AL AS telah mempelajari kelayakan dari pengoperasian UAV versi VTOL (Vertical Take-Off and Landing) sejak awal 1960an, “QH-50 Gyrodyne torpedo-delivery drone” merupakan contoh awalnya. Akantetapi, tingginya biaya dan keterbatasan teknologi membuat sistem operasional UAV VTOL terhambat.

Pada awal 1990an DOD mencari UAV untuk memuaskan kebutuhan pengintaian pada kategori Jarak Sangat Dekat, Jarak Dekat atau Daya Tahan. Jarak Sangat Dekat didefinisikan sebagai 50km, Jarak Dekat didefinisikan dengan 200km dan Daya Tahan pada kondisi apapun. Pada akhir 1990, kategori Jarak Sangat Dekat dan Jarak Dekat dikombinasikan, dan kategori Kapal diumumkan. Untuk saat ini, pesawat ini di-kelas-kan pada kategori Daya Tahan dan UAV Taktis.

Pioneer: Dikeluarkan pada awal 1985 sebagai sebuah UAV interim, menghasilkan intelejen imagery untuk komando taktis di daratan dan mempunyai jarak jangkau hingga 185 km. Saat ini sudah tidak berada pada inventaris AD AS, telah dikembalikan ke AL AS pada 1995.

UAV Taktis: Didesain untuk mendukung komando taktis dengan “near-real-time imagery intelligence” yang mempunyai jarak jangkau 200km. Program Outrider Advanced Concept Technology Demonstration (ACTD) dihentikan. Solusi untuk bahan T-UAV (UAV Taktis) dicari melalui kompetisi yang dikontrak pada tahun 1999.

Joint Tactical UAV (Hunter): Dikembangkan untuk angkatan darat dan maritime dengan “near-real-time imagery intelligence” dan jarak jangkau 200km; dapat ditambah menjadi lebih dari 300km dengan menggunakan Hunter UAV lain sebagai relay udara.

Medium Altitude Endurance UAV (Predator): Advanced Concept Technology Demonstration sekarang bertransisi menjadi Low-Rate Initial Production (LRIP). Menghasilkan imagery intelligence untuk memuaskan Joint Task Force dan Theater Commanders sampai jarak 500 mil laut. Sekarang teknologi ini ditransfer ke AU AS.

High Altitude Endurance UAV (Global Hawk): dikeluarkan untuk misi yang membutuhkan long-range deployment and wide-area surveillance (EO/IR and SAR) atau sensor panjang yang mengintai area target. Teknologi ini dikembangkan oleh AU AS.

Tactical Control Station (TCS): TCS adalah software dan jaringan komunikasi yang dibutuhkan untuk mengontrol TUAV, MAE-UAV, dan UAV masa depan yang lain. TCS juga menghasilkan konektivitas dengan sistem C41.

Micro Unmanned Aerial Vehicles (MAV): Program DARPA untuk mengeksplor relevansi militer Micro Air Vehicles untuk operasi masa depan, dan untuk mengembangkan dan mendemonstrasikan teknologi yang dapat menerbangkan pesawat yang sangat kecil (Kurang dari 15cm/6inci pada semua dimensi).


Diterjemahkan secara bebas dari www.fas.org

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes