Rabu, 04 Februari 2009

Mikoyan/Gurevich MiG-17; 1953


Role: Fighter aircraft
National origin: Soviet Union
Manufacturer: Mikoyan-Gurevich
First flight: 14 January 1950
Introduced: October 1952
Primary users: Soviet Air Force; PLA Air Force; Polish Air Force; Vietnam People's Air Force
Number built: 10,367
Developed from: Mikoyan-Gurevich MiG-15
Variants: PZL-Mielec Lim-6; Shenyang J-5


Mikoyan-Gurevich MiG-17 ((Russian: Микоян и Гуревич МиГ-17) adalah pesawat tempur jet yang diproduksi di USSR dari 1952 dan dioperasikan oleh banyak Angkatan Udara dalam berbagai varian. Produksi berlisensi juga dilakukan di Jerman Timur, Polandia (PZL-Mielec Lim-6) dan Cina (Shenyang J-5). AU AS (Departemen Pertahanan AS) memberi nama “Type-38” dan NATP “Fresco”.

Pengembangan

Desain MiG-17 secara umum didasarkan pada pesawat tempur Mikoyan-Gurevich yang sukses sebelumnya, MiG-15. Fitur utama yang diperlihatkan adalah sayapnya yang tertekuk 45 derajat di dekat bodi pesawat dan 42 derajat pada sayap bagian luar. Perbedaan mencolok dengan pesawat pendahulunya adalah adanya tiga “pagar” di setiap sayapnya, sementara MiG-15 punya dua, dan sebuah sirip ventral tambahan. MiG-17 mempunyai mesin Klimov VK-1 yang sama dengan MiG-15 dan konstruksi lainnya sama dengan MiG-15. Purwarupa pertama yang diberi kode “SI” diterbangkan pertama kali pada 14 Januari 1950, dipiloti oleh Ivan Ivashchenko.

Walaupun purwarupa pertamanya mengalami kecelakaan pada 17 Maret 1950, ujicoba terhadap purwarupa “SI-2” dan pesawat seri eksperimental “SI-02” dan “SI-01” tetap dilakukan pada 1951, yang secara umum berhasil. Akhirnya pada 1 September 1951, pesawat ini diterima untuk diproduksi massal. Diperkirakan dengan mesin yang sama dengan MiG-15, MiG-17 dapat mencapai kecepatan 400-500 km/jam, dan pesawat ini memiliki manuverabilitas yang lebih baik pada altitude tinggi.

Produksi serial pesawat ini dimulai pada Agustus 1951. Selama masa produksi, pesawat ini dimodifikasi dan dikembangkan beberapa kali. MiG-17 awal dibuat sebagai pesawat tempur serba guna dengan pengoperasian siang hari, memiliki persenjataan tiga senapan. Pesawat ini juga dapat digunakan sebagai pesawat tempur-bomber, tetapi daya angkut bom-nya relatif kecil jika dibandingkan dengan pesawat lain saat itu, dan biasanya membawa tangki bahan bakar tambahan selain bom.

Purwarupa varian ke dua, “SP2”, adalah pesawat interseptor yang dilengkapi dengan sebuah radar. Segera beberapa pesawat tempur segala cuaca MiG-17P diproduksi dengan radar Izumrud dan air intake bagian depan dimodifikasi. Pada musim semi 1953 pesawat tempur siang MiG-17F masuk ke fase produksi. MiG-17F dilengkapi mesin VK-1F dengan sebuah afterburner, yang meningkatkan performanya dan menjadi varian terpopuler MiG-17. Varian lain yang masuk produksi massal adalah MiG-17PF yang dilengkapi dengan sebuah afterburner dan radar. Pada 1956 sejumlah kecil pesawat (47 pesawat) di konversi menjadi MiG-17PM (yang juga dikenal sebagai PFU) yang dilengkapi dengan empat misil udara-ke-udara Kaliningrad K-5 generasi pertama. Sejumlah pesawat intai MiG-17R juga dibuat dengan mesin VK-1F (kemudian diuji dengan mesin VK-5F).

Beberapa ribu MiG-17 dengan berbagai varian dibuat pada 1958.


Desain

Pesawat varian tempur siang (MiG-17, MiG-17F) dipersenjatai dengan dua senapan 23mm NR-23 dan satu senapan 37mm N-37, yang dipasang di bawah intake-udara. Tempan pemasangan senjata ini dapat dengan mudah dilepas untuk perawatan. Untuk varian yang dilengkapi dengan radar (MiG-17P, MiG-17PF), senapan N-37 diganti dengan NR-23 untuk mengkompensasi berat radar yang dibawanya di bagian belakang pesawat. Semua varian dapat membawa 100 kg bom dan dua pylon di bawah sayapnya dapat membawa 250 kg bom, akan tetapi, pylon ini biasanya digunakan untuk membawa tangki bahan bakar tambahan (400 liter). MiG-17R dilengkapi dengan dua senapan 23mm. Kebanyakan MiG-17 yang beroperasi di negara ketiga saat ini berperan sebagai pesawat serang darat dan trainer.

Satu-satunya varian MiG-17 yang dilengkapi dengan misil udara-ke-udara adalah MiG-17PM (atau MiG-17PFU) yang dapat membawa empat misil K-5. Pesawat ini tidak memiliki senapan. Beberapa negara memodifikasi sehingga pesawat ini juga dapat membawa roket (tanpa kendali) atau bom pada pylon tambahan. MiG-17 di Cuba dapat dipersenjatai dengan misil AA-2 “Atoll”

MiG-17P dilengkapi dengan radar Izumrud (RP-1), sementara MiG-17PF yang awalnya dilengkapi dengan radar RP-1, kemudian digati dengan radar Izumrud-5 (RP-5). MiG-17PM juga dilengkapi dengan radar yang digunakan untuk membidikkan misilnya. Varian-varian lain tidak memiliki radar.


Produksi Lisensi

Pada 1955, Polandia menerima ijin/lisensi untuk memproduksi MiG-17. MiG-17F diproduksi oleh WSK-Mielec dengan kode Lim-5. Pesawat Lim-5 pertama dibuat pada 28 November 1956 dan 477 pesawat telah dibuat hingga 1960. Jumlah Lim-5R, varian pesawat intai, tidak diketahui. Pesawat intai ini dilengkapi dengan kamera AFA-39. Pada 1959-1960, 129 pesawat interseptor MiG-17PF diproduksi sebagai Lim-5P. PZL-WSK juga mengembangkan beberapa varian pesawat serang milik Polandia yang didasarkan dari MiG-17, yaitu: :im-5M diproduksi dari 1960; Lim-6bis diproduksi dari 1963, dan Lim-6M (1970); dan juga dua varian pesawat intai Lim-6R (Lim-5bisR) dan MR.

Di China, MiG-17F awal dirakit pada 1956, yang kemudian China memperoleh lisensi untuk produksi pada 1957 di Shenyang. Versi yang dibuat oleh China dikenal sebagai Shenyang J-5 (untuk penggunaan lokal) dan F-5 (untuk ekspor). Menurut berbagai sumber, pesawat-pesawat awal yang langsung dikirim dari Soviet ke China diberi nama J-4. Dari 1964, China memproduksi pesawat yang dilengkapi dengan radar, yang similar dengan MiG-17PF, diberi nama J-5A (F-5A). China juga mengembangkan pesawat latih dua tempat duduk JJ-5, yang menggabungkan kabin milik JJ-2 (pesawat lisensi China dari MiG-15UTI) dengan J-5. Pesawat latih ini diproduksi pada 1966-1986. Soviet tidak memproduksi pesawat MiG-17 dua kursi karena pesawat latih dari MiG-15 sudah mencukupi bagi mereka.


Sejarah Operasional

Dua puluh negara memakai MiG-17. MiG-17 menjadi pesawat tempur standar bagi seluruh negara Pakta Warsawa di akhir 1950an hingga awal 1960an. Pesawat ini juga dibeli oleh banyak negara terutama dari Afrika dan Asia, yang merupakan negara netral. Sekarang MiG-17 masih dioperasikan oleh beberapa negara seperti Angola, Mali, Mozambik, Korea Utara, Sudan dan Tanzenia.

MiG-17 tidak digunakan dalam Perang Korea, tetapi mulai terlihat ikut bertempur di atas Selat taiwan ketika MiG-17 milik PRC bertempur melawan pesawat F-86 Sabres milik ROC pada 1958. MiG-17 merupakan interseptor utama bagi Vietnam People's Air Force pada 1965 dan membuat kemenangan peryama selama Perang Korea, yang sering kali dioperasikan bersama dengan Mi-21 dan MiG-19. Kebanyakan pilot dari Vietnam Utara lebih menyukasi MiG-17 dibandingkan MiG-21 karena lincah walaupun tidak secepat MiG-21.

Komunitas pesawat tempur AS terkejut pada 1965 karena, pesawat subsonik MiG-17 mampu mengalahkan pesawat tempur-bomber canggih kelas kecepatan 2 Mach F-105 Thunderchief di ata Vietnam Utara. Dengan kekalahan yang mengecewakan ini, AS memulai program pelatihan DACT seperti “Top Gun” dengan memakai pesawat Subsonik A-4 Skyhawk. AL AS juga memakai pesawat A-4.

MiG-17 juga dipakai dalam berbagai konflik Arab-Israel (untuk melawan Israel), yang hasilnya sangat mengecewakan. Sebagian besar terjadi karena kurangnya skill pilot dari Arab.


MiG-17 di Indonesia

TNI AU mengoperasikan MiG-17 varian MiG-17F dan MiG-17PF. Seluruh pesawat ini dibeli pada 1961. Pesawat MiG TNI AU digunakan pada persiapan operasi TRIKORA pada 1962 di papua. Selain itu, pesawat-pesawai ini digunakan secara intensif oleh Tim Akrobatik TNI AU pada 1962 untuk even airshow di sekitar Indonesia. Seluruh pesawat dipensiunkan pada 1969 dan tidak dipakai lagi sejak 1970.


Varian

I-300: Prototype.
MiG-17 (Fresco-A): Basic fighter version powered by VK-1 engine ("aircraft SI").
MiG-17A: Fighter version powered by VK-1A engine with longer lifespan.
MiG-17AS: Multirole conversion, fitted to carry unguided rockets and the K-13 air to air missile.
MiG-17P (Fresco-B): All-weather fighter version equipped with Izumrud radar ("aircraft SP").
MiG-17F (Fresco-C): Basic fighter version powered by VK-1F engine with afterburner ("aircraft SF").
MiG-17PF (Fresco-D): All-weather fighter version equipped with Izumrud radar and VK-1F engine ("aircraft SP-7F").
MiG-17PM/PFU (Fresco-E): Fighter version equipped with radar and K-5 (NATO: AA-1 'Alkali') air-to-air missiles ("aircraft SP-9").
MiG-17R: Reconnaissance aircraft with VK-1F engine and camera ("aircraft SR-2s")
MiG-17SN: Experimental variant with twin side intakes, no central intake, and nose redesigned to allow 23 mm cannons to pivot to engage ground targets. Not produced.
Shenyang J-5


Specifications (MiG-17F)

General characteristics
•Crew: One
•Length: 11.36 m (37 ft 3 in)
•Wingspan: 9.63 m (31 ft 7 in)
•Height: 3.80 m (12 ft 6 in)
•Wing area: 22.6 m² (243.2 ft²)
•Empty weight: 3,930 kg (8,646 lb)
•Loaded weight: 5,354 kg (11,803 lb)
•Max takeoff weight: 6,286 kg (13,858 lb)
•Powerplant: 1× Klimov VK-1F afterburning turbojet, 33.1 kN with afterburner (7,440 lbf)

Performance
•Maximum speed: 1,144 km/h at 3,000 m (711 mph at 10,000 ft (3,000 m))
•Range: 1,080 km, 1,670 km with drop tanks (670 mi / 1,035 mi)
•Service ceiling 16,600 m (54,500 ft)
•Rate of climb: 65 m/s (12,795 ft/min)
•Wing loading: 237 kg/m² (48 lb/ft²)
•Thrust/weight: 0.63

Armament
•1x 37 mm Nudelman N-37 cannon (40 rounds total)
•2x 23x115mm Nudelman-Rikhter NR-23 cannons (80 rounds per gun, 160 rounds total)
•Up to 500 kg (1,100 lb) of external stores on two pylons, including 100 kg (220 lb) and 250 kg (550 lb) bombs or fuel tanks.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes