Tampilkan postingan dengan label Perbatasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Perbatasan. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 April 2011

Batalyon Infanteri 712/ Wiratama Kembali Dari Tugas

BITUNG - Sejumlah prajurit TNI AD Batalyon Infanteri 712/ Wiratama yang kembali dari tugas pengamanan perbatasan RI- Filipina menaiki KRI Teluk Ratai-509 dengan memanjat tali akibat kapal tidak bisa merapat di demaga di Marampit, Sulawesi Utara, Sabtu (2/4). Sebanyak 100 personil pengamanan perbatasan (pamtas) yang telah bertugas selama satu tahun di pulau Miangas, Pulau Marore, dan Marampit yang berbatasan dengan Filipina, kembali setelah masa tugasnya berakhir. FOTO ANTARA/Basrul Haq/ed/ama/11.

Sabtu, 26 Februari 2011

TNI Akan Perkuat Radar di Wilayah Barat Perbatasan

PONTIANAK - TNI akan memperkuat radar pengamatan di wilayah barat Indonesia, guna menambah kekuatan pengamanan daerah perbatasan darat dan laut di wilayah itu, kata Panglima Tentara Nasional Indonesia Laksamana TNI Agus Suhartono.

"Kita masih menghadapi kendala dalam mengamankan perbatasan darat dan laut di wilayah barat. Kita belum punya radar pengamatan," katanya, di Pontianak, Sabtu (26/2).

Ditemui usai melakukan kunjungan ke Skuadron Udara 1 Pangkalan Udara Supadio, ia mengatakan selama ini untuk pengamatan wilayah perbatasan dibantu radar sipil di Pontianak dan radar militer di Ranai.

"Padahal kerawanannya cukup tinggi, apalagi wilayahnya dekat dengan Laut China Selatan," katanya.

Agus menilai unsur-unsur tempur TNI, baik laut maupun udara di wilayah barat cukup memadai untuk mengawasi ancaman kedaulatan di perbatasan.

"Hanya saja, kita masih terkendala dengan belum memadainya radar pengamatan. Jika radar ini ada, penanganan ancaman kedaulatan di perbatasan bisa lebih maksimal," katanya.

Selama di Kalimantan Barat, Panglima TNI meninjau pos pengamanan perbatasan darat RI-Malaysia.

Dengan menggunakan helikopter Mi-17, Panglima TNI menyusuri perbatasan darat Kalbar-Serawak, dan tiba di Pos Jagoi Babang di Kabupaten Benkayang.

Selanjutnya Panglima TNI juga meninjau Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Aruk di Kabupaten Sambas.

Sumber : ANTARA

Jumat, 25 Februari 2011

Panglima TNI Tinjau Perbatasan Indonesia-Malaysia

PONTIANAK - Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono meninjau wilayah perbatasan darat Indonesia-Malaysia di Propinsi Kalimantan Barat baik melalui darat maupun udara.

Dari Pontianak Panglima TNI dengan beberapa asistennya, Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI Geerhan Lantara menggunakan helikopter Mi-17 TNI Angkatan Darat menuju Pos Pengamanan Perbatasan Jagoi Babang dan Aruk, pada Sabtu (26/2).

Dalam peninjauannya, Panglima TNI mendapat paparan tentang kondisi perbatasan darat RI-Malaysia dari Komandan Satgas Pamtas Yonif 641/Bru.

Di Aruk, Panglima TNI meninjau pelaksanaan Bhakti Sosial kemudian berjalan kaki menuju Pos Pamtas Aruk.

Selain memberikan pengarahan, Panglima TNI juga memberikan bantuan berupa peralatan dan perlengkapan olah raga

Sebelumnya Panglima TNI mengemukakan, perbatasan darat RI-Malaysia di Kalimantan memiliki posisi strategis.

"Strategis, karena selain berbatasan dengan Malaysia, wilayah perbatasan darat RI-Malaysia juga sangat dekat dengan Laut China Selatan," katanya.

Jadi, tambah Agus, apapun yang terjadi di Laut China Selatan, berdampak hingga ke wilayah perbatasan darat RI-Malaysia di Kalbar.

Sementara itu Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya mengatakan, perbatasan darat RI-Malaysia di Kalbar memiliki panjang 966 kilometer.

"Jalur perbatasan sepanjang itu melintasi 14 desa, 15 kecamatan, lima kabupaten, dan 52 jalan tikus yang menguhungkan 55 desa di Kalbar dengan 32 kampung di Serawak (Malaysia)," katanya.

Christiandy menambahkan, di sepanjang perbatasan darat di Kalbar terdapat lima pintu lintas batas yakni Entikong, Aruk, Jagoi Babang, Jasa, dan Mangabadau.

Sumber : ANTARA

Sabtu, 08 Januari 2011

Personil Yonif 742 Sriwijaya Pulang Tugas

GERUNG - Salah seorang personil TNI membawa burung Nuri peliharaannya tiba di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, Sabtu (8/1). Sekitar 700 personil Batalyon 742 SWY tiba di NTB menggunakan KRI Teluk Hading setelah menjalankan tugas selama satu tahun di Atambua (perbatasan NKRI-RDTL). FOTO ANTARA/Budi Afandi/Koz/foc/10.

Selasa, 04 Januari 2011

Marinir dan Kodam Jaga Pulau Terluar

SENTANI - Penjagaan pulau terluar di Papua dalam waktu dekat tidak hanya dari personel Marinir tetapi juga dari anggota Kodam XVII/Cenderawasih.

"Penjagaan pulau terluar yang selama ini hanya dijaga oleh anggota marinir, sekarang akan ditambah personel Kodam dengan perbandingan marinir 80 persen dan Kodam 20 persen," kata Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal TNI Efri Triassunu, di Sentani, Rabu (5/1).

Dia mengemukakan langkah tersebut bukan penambahan kekuatan tetapi hanya pencampuran marinir dengan angkatan darat sebagai personel penjaga pulau terluar. "Di Papua terdapat empat pulau terluar," ucapnya.

Sumber : ANTARA

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes