Selasa, 29 Desember 2009

General Purpose Bombs

General-purpose bomb (GP Bomb=bom serba guna) adalah bom yang dijatuhkan dari udara yang dimaksudkan sebagai gabungan antara perusakan dari ledakan, penetrasi dan fragmentasi akibat ledakan.


KARAKTERISTIK




Bom serba guna (GP Bomb) menggunakan menggunakan sebuah selongsong logam tebal dengan isi (biasanya TNT, Compotition B, atau Tritonal) sekitar 50% dari total berat bom (Inggris menggunakan istilah “medium case” atau “medium capacity” (MC) untuk bomb semacam ini). GP Bomb adalah senjata yang biasa digunakan untuk pesawat fighter-bomber dan pesawat tempur karena bom ini berguna untuk berbagai jenis taktis dan relatif murah.

GP Bomb biasanya diidentifikasi dari beratnya (misalkan 500 lb, 250 kg). Dalam berbagai kasus ini hanya nominal atau kaliber saja, berat sebenarnya tiap senjata dapat bervariasi tergantung pada “retardation” (penghambatan (ledakan)), penggabungan, bawaan dan sistem kendalinya. Sebagai contoh, berat aktual bom M117 AS secara nominal 750 lb (340 kg), tetapi berat tipikalnya 820 lb (374kg).

Sebagian besar moderin GP Bomb didesain untuk untuk mengurangi daya hambat aerodinamis untuk pesawat pembawanya.

Untuk serangan altitude rendah, ada bahaya bagi pesawat yang dapat terkena efek ledakan bomnya sendiri. Untuk mengatasi masalah ini, GP bomb kadang dilengkapi dengan parasut penghalang ledakan atau sirip khusus yang dapat mengurangi kecepatan turunnya bom agar pesawat mempunyai waktu lebih untuk menghindari efek ledakan.

GP bomb dapat dilengkapi dengan berbagai macam jenis sumbu (hulu ledak?) dan sirip untuk berbagai kegunaan. Sebagai contoh adalah sumbu “daisy cutter” yang digunakan di pesenjataan AS era Perang Vietnam, sebuah desain probe yang diperluas untuk memastikan bom akan terdetonasi ketika terjadi kontak (walaupun dengan daun-daunan), sehingga bom tidak tertimbun di bumi atau lumpur yang mengakibatkan berkurangnya efektivitas bom.

GP Bomb kadang digunakan sebagai hulu ledak untuk amunisi berpengendali yang lebih canggih. Pemakaian berbagai tipe pencari dan sirip yang dikontrol secara elektik hingga pemakaian pengendali laser (laser guided bomb) seperti seri bom Paveway milik AS, bom berkendali elektro-optik dan yang terbaru adalah bom berpengendali GPS (seperti JDAM milik AS).


TIPE GP BOMB

GP Bomb Modern Amerika: Seri Mark 80



Selama Perang Korea dan Perang Vietnam, AS menggunakan desain GP Bom lama seperti M117 dan M118, yang mempunyai jumlah bahan peledak lebih banyak (sekitar 65%) daripada senjata-senjata saat ini. Akan tetapi, banyak dari GP Bom ini masih ada di gudang persenjataan AS, hanya sedikit yang digunakan, dan M117 utamanya digunakan oleh pesawat B-Stratofortress.
.
GP Bom utama AS adalah seri Mark 80. Kelas senjata ini memakai bentuk yang dikenal dengan Aero 1A, yang didesain oleh Ed Heinemann yang terkenal, yang merupakan staff Pesawat Douglas, sebagai hasil studinya pada 1946. Bom ini mempunyai rasio panjang dibanding diameter sekitar 8:1, dan menghasilkna daya hambat aerodinamika minimum untuk pesawat pembawanya. Seri Mark 80 tidak digunakan dalam peperangan hingga Perang Vietnam, tetapi kemudian digantikan oleh GP bom yang lebih baru. Bom seri Mark 80 terdiri dari:
•Mk 81 (nominal weight 250 lb / 113 kg)
•Mk 82 (nominal weight 500 lb / 227 kg)
•Mk 83 (nominal weight 1,000 lb / 454 kg)
•Mk 84 (nominal weight 2,000 lb / 908 kg)




Selama Perang Vietnam, Mk 81 “fire cracker” menunjukkan ketidakefektivitasannya, dan akhirnya ditarik dari penggunaan. Akan tetapi baru-baru ini, varian dengan kendali presisi dari bom Mk 81 diperkenalkan dan kembali digunakan oleh AS, berdasarkan pengalaman AS di Irak pada 2003, dengan tujuan untuk mengurangi kerusakan tambahan jika dibandingkan dengan pemakaian Mk 82 dan bom lain yang lebih besar (sebagai contoh jika targetnya berupa bangunan kecil di pemukiman yang padat).

Setelah Perang Vietnam, GP Bom milik AL dan Marinir AS dibedakan dengan sebuah selimut penghambat-api ablatif tebal, yang didesain untuk mencegah potensi kecelakaan yang dapat menyebabkan terjadinya ledakan di kapal. AU yang berlandasan di darat biasanya tidak memakai selimut semacam ini.

Bodi bom seri Mk 80 juga digunakan untuk senjata-senjata berikut:
•BDU-50 A practice (no explosive) version of the Mk 82 bomb body
•BDU-56 A practice (no explosive) version of the Mk 84 bomb body

Mk 80 dapat juga diupgrade dengan pemasangan alat tertentu menjadi::
•GBU-12D Paveway II (Mk 82) laser guided.
•GBU-16B Paveway II (Mk 83) laser guided.
•GBU-24B Paveway III (Mk 84) laser guided.
•GBU-38 JDAM (Mk 82) INS/GPS guided.
•GBU-32 JDAM (Mk 83) INS/GPS guided.
•GBU-31 JDAM (Mk 84) INS/GPS guided.

Versi Berpenghambat (ledakan) “Snake Eye” (Retarded Version):
•Mk 82 Snake Eye was a standard Mk 82 with folded, retarding petals.
•Mk 82 Retarded was a standard Mk 82 with a ballute (parasut)
•Mk 83 Retarded was a standard Mk 83 with a ballute.
•Mk 84 Retarded was a standard Mk 84 with a ballute.



Retarted Version Bomb



GP Bom Modern Inggris

Seperti disebutkan di atas, Inggris mendeskripsikan GP Bomb sebagai bom “medium case” (MC). Jenis GP bomb modern inggris adalah 540 lb (245 kg) dan 1,000 lb (454 kg), denganberbagai macam pilihan sirip, fuze (sumbu) dan penghambat (ledakan).

GP Bomb Russia

Rusia menamai GP Bomb sebagai fugasnaya aviatsionnaya bomba (FAB) dan memakai berat nominal bomb dalam kilogram. Sebagian besar bom Rusia mempunyai airfoil cincin sirkular di bagian belakangnya dari pada sirip yang dipakai pada tipe Barat.



Pada 1946, Uni Soviet mengembangkan sebuah seri bom “jatuh bebas” dalam empat ukuran, 250 kg (550 lb), 500 kg (1,100 lb), 1,500 kg (3,300 lb), dan 3,000 kg (6,600 lb) dan memakai sebuah fuze (sumbu) ekor dan hidung tunggal. Bom dapat dijatuhkan dari ketinggian hingga 12.000 m (40.000 kaki) dengan kecepatan hingga 1.000 km/h (625 mph). Awalnya, bom seri 1946 mempunyai karakteristik balistik yang buruk pada kecepatan supersonik dan kostruksinya sangat rentan. Sebagai hasil pertimbangan, akhirnya versi baru dikeluarkan dengan beberapa upgrade seperti dinding yang lebih tebal dan tanpa sumbu hidung. Versi ini dibuat pada 1956.

Seri bom 1954 dengan daya drag tinggi dibuat dalam enam ukuran 250 kg (550 lb), 500 kg (1,100 lb), 1500 kg (3,300 lb), 3,000 kg (6,600 lb), 5,000 kg (11,000 lb), dan 9,000 kg (20,000 lb). Bom yang lebih kecil (kurang dari 3.000 kg) menggunakan ebuah sumbu hidung dan ekor tunggal, sementara yang lebih besar memakai sebuah sumbu hidung tunggal dan dua sumbu dasar. FAB-9000 (9,000 kg / 20,000 lb) setara dengan bom Grand Slam.

Pada 1962 sebuah seri bom yang berbentung langsing dengan daya drag rendah diperkenalkan, didesain carriage eksternal pesawat fighter-bomber. Bom ini dibuat dalam dua ukuran, 250 kg (550 lb) dan 500 kg (1,100 lb). Kedua bom mempunyai ebuah sumbu hidung tunggal.

Bom seri 1954 dan 1962 masih digunakan, FAB-100, FAB-250, FAB-500, FAB-750, dan FAB-1000. Bom ini digunakan secara luas di Rusia, negara Pakta Warsawa dan berbagai negara lain.

Bom yang lebih besar juga masih terdapat di gudang senjata Soviet, utamanya digunakan untuk bomber besar. Di Afganistan 1988, pesawat bomber Tupolev Tu-22M menggunakan bom FAB-1500 (1,500 kg / 3,300 lb) dan FAB-3000 (3,000 kg / 6,600 lb) yang menghasilkan efek yang sangat menghancurkan.

GP Bomb Perancis

GP Bom Perancis dipasarkan oleh Matra dan dibuat oleh Société des Ateliers Mécanique de Port-sur-Sambre (SAMP), dibuat dalam berbagai tipe dengan berat nominal dari from 50 kg (110 lb) dari 1,000 kg (2,205 lb). Yang paling banyak digunakan adalah 250 kg (550 lb) EU2 dan T25, 400 kg (882 lb) T200, dan 1,000 kg (2,205 lb) BL4.

Negara Lain

Negara lain, termasuk Brazil, Chili, Israel, Portugal, Romania, Afrika Selatan, Spanyol dan Swedia membuat bomnya sendiri, sebagian besar diantaranya merupakan versi berlisensi dari Mark 80 milik AS atau tiruannya.


Diterjemahkan secara bebas dari: www.wikipedia.org

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes