Akagi (berarti “Kastil Merah” dan merupakan nama sebuah gunung) sebenarnya awalnya dibuat sebagai sebuah battle cruiser seberat 41.200 ton, tetapi pembuatan di Kure Naval Yard terhenti setelah masuknya Washington Naval Treaty pada 1922. Setahun kemudian, keputusan diambil untuk mengubah desain Akagi menjadi kapal induk untuk Imperial Navy. Kapal lain, Kaga, yang awalnya akan dibuat sebagai battle cruiser, dirubah menjadi kapal induk di waktu yang bersamaan.
Akagi dibuat dengan dua hangar, dek penerbangan “flush”, dan dua dek hangar di depan platform untuk lepas landas. Sebagai tambahan, Akagi dilengkapi dua cerobong, yang besar melengkung ke bawah dan yang kecil melengkung ke atas. Berada di bawah dek penerbangan, cerobong tersebut disatukan menjadi cerobong yang melengkung ke bawah pada overhaul besar-besaran tahun 1935 dan 1938. Dalam overhaul yang sama, dilakukan modernisasi Akagi dengan suatu inovasi teknik, panjang hangar ditambah 80 kaki dan dek penerbangan diperlebar, sementara platform take off pada dek hangar dibuang seluruhnya. Dengan perluasan hangar, pesawat yang diangkut bertambah dari 60 ke 91 pesawat, dengan jumlah pesawat operasional 72 buah.
Selama overhaul, dua buah “gun turret” 8 inci dganti menjadi “pulau kecil” yang tidak biasa yang dipasang pada “port side” di bagian tengah kapal. Hal ini ditiru pada Hiryu. Kapal induk lain mempunyai “pulau” di “starboard (standard) side”. Ahli strategi merencanakan untuk memakai kapal ini untuk sebuah formasi unik. Kapal induk terdepan pada formasi dasar adalah Akagi dan Hiryu yang memiliki “pulau” di “portside”, diikuti oleh Soryu dan Kaga. Formasi ini dirasa efektif dengan pola trrafik pesawat non-konflik. Formasi ini dipakai pada “Battle of Midway”.
Penambahan signifikan yang terjadi adalah penambahan empat buah tonjolan kaki lebar pada lambung kapal yang menghasilkan proteksi lebih di bawah “waterline”, sehingga meningkatkan kestabilan kapal. Terakhir adalah penambahan sebuah lift pesawat menjadi tiga lift. Secara keseluruhan, Akagi menjadi teknologi inovatif kapal yang dianggap paling tidak praktis dan buruk, sehingga tidak diadopsikan pada pembangunan kapal induk lain.
Akagi diresmikan secara formal pada 25 Maret 1927 dan mengganti Hosho sebagai kapal induk terbesar Imperial Navy Jepang. Setahun kemudian, Akagi digabung dengan Kaga. Akagi tetap menjadi kapal utama dan menjadi pemimpin pada penyerangan Pearl harbour 7 Desember 1941. Setelah Pearl Harbour, Akagi ikut berpartisipasi pada serangan di Samudera Indonesia, tetapi mengalami kerusakan parah pada “Battle of Midway” pada Juni 1942. Dek penerbangannya hancur dan binasa oleh serangan yang tak terhentikan. Akhirnya keputusan diambil untuk meninggalkan kapal, dan Akagi tenggelam pada 5 Mei 1942.
Diterjemahkan secara bebas dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar