Sejarah
CN-235 adalah pesawat hasil kerja sama antara IPTN atau Industri Pesawat Terbang Indonesia (sekarang PT.DI) dengan CASA dari Spanyol. Kerja sama kedua negara dimulai sejak tahun 1980 dan prototip milik Spanyol pertama kali terbang pada tanggal 11 November 1983, sedangkan prototip milik Indonesia terbang pertama kali pada tanggal 30 Desember 1983. Produksi di kedua negara di mulai pada tanggal Desember 1986. Varian pertama adalah CN-235 Series 10 dan varian up-grade CN-235 Series 100/110 yang menggunakan dua mesin General Electric CT7-9C berdaya 1750 shp bukan jenis CT7-7A berdaya 1700 shp pada model sebelumnya.
Varian :
PT.Dirgantara Indonesia:
CN-235-10 : Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A
CN-235-110 : Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nacel komposit baru ,mempunyai sistem elektrikal, peringatan and environmental yang lebih dikembangkan lagi dibanding seri 100 milik CASA.
CN-235-220 : Versi Pengembangan. Pembentukan kembali struktur untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada leading-edges sayap dan rudder, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan dan penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum (MTOW=Maximum Take Off Weight)
CN-235 MPA : Versi Patroli Maritim, dilengkapi dengan Navigation System, Comunication System, dan mission system ( mulai mendekati fase operasional dan hadir dalam singapore airshow 2008 ).
CN235-330 Phoenix : Modifikasi dari seri 220, ditawarkan IPTN ( dengan avionik Honeywell baru, EW system ARL-2002 dan 16.800 kg MTOW ) kepada Royal Australian Air Force untuk Project Air 5190 tactical airlift requirement, tapi dibatalkan karena masalah finansial pada tahun 1998
EADS CASA :
CN-235-10 : Versi produksi awal (diproduksi 15 buah oleh masing-masing perusahaan), menggunakan mesin GE CT7-7A
CN-235-100 : Secara umum sama dg seri 10 tetapi menggunakan mesin GE CT7-9C dalam nacel komposit baru
CN-235-200 : Versi Pengembangan dengan pembentukan kembali struktur pesawat untuk bobot operasi yang lebih tinggi , pengambangan aerodinamik pada leading-edges sayap dan rudder, pengurangan panjang landasan yang dibutuhkan serta penambahan jarak tempuh dengan beban maksimum
CN-235-300 : Modifikasi CASA pada seri 200,dengan avionik Honeywell. Kelebihan lain termasuk pengembangan sistem presurisasi dan fasilitas instalasi opsional twin nosewheel.
CN-235 ASW/ASuW/MPA : Versi Maritim
CN-295 : Versi dengan badan lebih panjang, beban 50% lebih banyak dan mesin baru PW127G.
Spesifikasi (CN-235-100/110):
Karakteristik Umum:
Kru: 2(dua) pilots
Kapasitas: sampai 45 penumpang
Panjang: 21.40 m (70 ft 3 in)
Bentang sayap: 25.81 m (84 ft 8 in)
Tinggi: 8.18 m (26 ft 10 in)
Area sayap: 59.1 m² (636 ft²)
Berat Kosong: 9,800 kg (21,605 lb)
Berat Isi: 15,500 kg (16,500 kg Military load) ( lb)
Maksimum takeoff: 15,100 kg (33,290 lb)
Tenaga Penggerak: 2× General Electric CT79C turboprops, 1,395 kW (1,850 bhp) each
Kemampuan:
Kecepatan Maksimum: 509 km/j (317 mpj)
Jarak: 796 km (496 mil)
Ketinggian Maks: m ( ft)
Daya Menanjak: 542 m/min (1,780 ft/min)
Beban Sayap Maks: kg/m² ( lb/ft²)
Power/berat: kW/kg ( hp/lb)
Operator Militer:
Botswana Air Force
Brunei Air Force (1)
Chilean Air Force
Colombian Air Force
Ecuadorian Air Force
French Air Force
Gabonese Air Force
Irish Air Corps (2 x CN235MP)
Royal Malaysian Air Force (8 x CN235-220)
Moroccan Air Force
Pakistan Air Force (4 x CN235-220)
Panama
Papua New Guinea
Royal Saudi Air Force
South African Air Force
South Korean Air Force (20)
Thai Air Force (10 dipesan dari IPTN/DI)
TNI AU
Turkish Air Force
UAE Navy
Amerika Serikat: Coast Guard sbg HC-144A utk program Medium Range Surveillance Maritime Patrol Aircraft (MRSMPA)
Sumber: wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar